Wednesday, August 21, 2013

dapat penghasilan tambahan dari LikesPlanet.com

dapatkan penghasilan tambahan hanya dengan facebook, twitter dan jaringan dunia maya anda..

ikuti caranya di sini

Bukti Pembayaran LikesASAP.com

cuma like fb d bayar dollar
yg tertarik silahkan daftar gratis kok
ini bukti pembayaran via payza
 

Monday, December 3, 2012

7 ways to be a super man

Everyone knows that one frustratingly perfect man; the guy who can squat 120k and gets that promotion; the guy who has impeccably smart style and has a different woman on his arm every day of the week, but is still thought of as respectable and charming. Follow these tips and become your very own, real-life superman

Haruskah memberi penjelasan? (Pengalaman pribadi yang unik)

tanya teman saya ketika dia bingung saya terlihat santai dan diam ketika ada orang yang menyinggung saya. jawaban singkat saya adalah tergantung, loh... begini ceritanya, kita harus lihat dulu posisi kita dan lihat juga posisi orang itu.
pertama, kalau orangnya bisa dan mau menerima penjelasan kita ya kita boleh memberikan penjelasan, hendaknya penjelasan itu juga harus netral dalam arti, bener-bener kita menjelaskan kondisi atau maksud kita, tanpa harus menyalahkan, menyudutkan orang lain. ya bercerita saja dari sudut pandang kita.

 kedua, ini harus hati-hati, tidak mau tahu, terkadang kelihatannya orang itu ingin meminta penjelasan tetapi sebenarnya dia sudah siap dengan kesimpulan-kesimpulannya dia, jadi apapun yang dijelaskan ya dia akan gunakan penjelasan itu sebagai titik tolak untuk ber-argumen dengan kita, berarti kan menjurus ke arah perdebatan, kalau hal seperti itu terjadi biasanya saya akan lihat dulu wajar tidak argumennya, kalau tidak wajar dan kesannya mau berdebat ya sudah saya tamatkan sampai disana, tidak mau cape-cape buat berdebat. ya sudah biarkan dia berasumsi seperti itu.

ketiga, orangnya tidak tahu permasalahannya atau topik tertentu, nah biasanya karena ga tau dia akan nanya dan sikapnya pro-aktif, biasanya lebih gampang dan saya akan memberikan sudut pandang dari saya. pernah kita berbicara panjang lebar mengenai segala macam aspek, dan itu dikarenakan dia tidak tahu dan dia bilang dia mau belajar, ya oke tidak apa, saya ladenin sampai jam 2 pagi. saya jelaskan kenapa kita harus mempunyai impian, dan berapa aspek impian tersebut, bagaimana sistem belief kita (sebenarnya kalau mau gampang anda tinggal baca buku adi w gunawan, disana lebih lengkap lagi.) bagaimana anda harus merancang sendiri hidup anda dan bukannya mengikuti mimpi orang lain, mengapa kita berusaha untuk tidak menilai / menghakimi orang hanya dari permukaan, dan segala hal.

jadi kesimpulannya, ya anda lihat saja apakah dia orang yang benar-benar meminta penjelasan atau yang tidak mau tahu, bisa kelihatan kok dari cara dia berargumen atau memberikan reaksi, kalau sudah kesannya mau berargumen, saya akan lihat sampai sejauh mana argumen nya dan apakah masuk akal or tidak, kalau dia tetap berpegang teguh pada pandangannya ya sudah anggap saja masing-masing mempunyai pandangan yang berbeda, hormati itu dan hargai, selesai.

contoh kasus : saya pernah loh diskusi panjang lebar sampai akhirnya saya disuruh mengambil kesimpulan bahwa saya harus setuju dengan pendapat dan pandangan dia, walaupun sudah kelihatan bahwa teorinya tidak bisa diterima orang luas, tetapi dia tetap merasa itu yang paling benar. jawabannya saya simple, kalau anda berasumsi semua seperti anda, maka teori itu benar, tetapi teori itu sudah gagal dan jatuh dengan sendiri oleh asumsi itu karena sudah satu orang yang tidak setuju yaitu saya. tetapi saya menghargai pandangan tersebut, biarkan pandangan tersebut apa adanya dan saya menghargai dan menghormati pandangan itu bukannya saya menolak hanya saja saya sendiri yang Kurang COCOK dengan pandangan itu.
selesai...? belum, tetap aja dia debat. hehe... ya sudah saya diam dan tidak melanjutkan pembicaraan mengenai topik itu (kelihatan kan bagaimana kuatnya sistem belief-nya orang itu, harus dia yang benar)

"You Only See What Your Eyes Want You to See"

"Learn from Yesterday, Live for today, Hope for tomorrow"
- Albert Einstein -

LEMAH = KUAT (Sebuah Kisah Penuh Arti)


Di Hawai, ada seorang cacat yang tidak punya tangan kanan sejak lahir, namun tangan kirinya normal. Sewaktu masih kecil, ia sering dihina dan diolok-olok oleh teman2nya. Ia menjadi rendah diri (minder) karena kecacatannya itu.
Pada suatu hari, dia bertemu seorang guru beladiri (di Hawai banyak orang keturunan Jepang yang ahli beladiri), dan Guru itu bertanya kepadanya “Apakah kamu mau kalau saya mengajarimu ilmu beladiri supaya kamu menjadi percaya diri?” Jawabnya dengan semangat “Mau, saya sangat mau!”

Akhirnya, orang cacat itu diajari satu jurus kuncian dan ia diminta untuk terus mempraktikkannya. Hingga berminggu-minggu lamanya, murid itu terus menerus mempraktikkan satu jurus itu saja. Pada minggu ke-16 murid itu merasa sudah pandai. Ia lalu berkata “Guru, tolong ajarkan kepada saya jurus yang lainnya.” Gurunya menjawab “Praktikkan jurus itu lagi, sekarang belajar lebih cepat, dan lebih kuat!” Setelah beberapa minggu, ketika muridnya mengatakan “Guru saya sudah ahli.” Gurunya menjawab, “Kamu harus lebih kuat dan lebih cepat lagi, kamu harus banyak lawan tanding!” Gurunya bertanya “Apakah kamu sudah ahli?” Kalau memang sudah ahli selanjutnya kamu bisa mempraktikannnya dengan lawan tandingmu.” Ternyata jurusnya bekerja dengan sempurna dan ia bisa mengalahkan pada lawan tandingnya dengan mudah.

Gurunya puas dengan hasil tersebut, dan berkata. “Baiklah, sekarang kamu akan saya daftarkan dalam pertandingan bela diri berkelas.” Namun si murid berteriak, “Guru! Saya kan baru bisa menguasai satu jurus, tapi mengapa anda sudah mendaftarkan saya?” Gurunya menjawab “Tidak masalah!” Kemudian sang murid berpikir, “Oh, kalau saya didaftarkan ke suatu pertandingan, mungkin saya akan diajarkan jurus yang baru karena pertandingan masih 8 minggu lagi.” Ternyata tidak, dia hanya tetap diajari satu jurus yang sama, satu jurus kuncian, terus menerus hanya diajari satu jurus itu. Dalam latih tanding dia dapat mengalahkan semua lawan tandingnya. Lalu ia berkata “Guru, apakah saya harus mengikuti pertandingan hanya berbekal satu jurus ini?” Gurunya menjawab, “Sudahlah, yang penting kamu terus praktik lawan tanding yang lebih cepat dan lebih kuat untuk menyempurnakannya.” Murid yang cacat itu bertanya lagi, “Apakah saya tidak diajari jurus lainnya?” Gurunya berkata dengan lantang. “Tidak!” Kemudian murid itu berkata “Guru, kalau nanati saya kalah, saya akan menjadi sangat malu.” Gurunya memberikan semangat, “Tidak masalah, kamu ikut saja.”

Tibalah hari pertandingan itu. Si murid tersebut tetap hanya menggunakan satu jurus untuk bertarung dengan semua lawannya. Ketika menghadapi lawan pertama, dengan cepat ia bisa mengunci lawannya dan dengan cepat pula lawan itu tidak bisa bergerak sama sekali dan menyerah. Demikian seterusnya hingga babak ketiga, dia hanya menggunakan satu jurus dan berhasil mengalahkan semua lawannya dengan cepat. Kemudian dia masuk babak semi final, dan dia berkata kepada gurunya, “Waduh guru….., sudah tiga kali saya menggunakan jurus ini, nanti saya akan ketahuan oleh lawan saya selanjutnya, please, tolong saya diajarkan jurus sakti yang lainnya agar saya bisa menang lagi”. Gurunya menjawab dengan tegas “Sudahlah, kamu pakai jurus itu saja dengan lebih cepat dan lebih kuat.”

Akhirnya. Dengan sedikit terpaksa murid itu maju ke babak semifinal dengan tetap menggunakan satu jurus tadi, dan ternyata lawannya dapat dikunci dengan cepat dan menyerah kalah. Ia berteriak merayakan kemenangannyaAkhirnya ia mencapai babak final. Kali ini lawannya adalah juara bertahan selama tujuh kali berturut2. Secara spontan ia berkata lagi kepada gurunya, “Waduh Guru….,, Kali ini saya benar2 tidak berkutik, dia juara bertahan dengan rekor tujuh kali mempertahankan gelarnya. Saya empat kali menang hanya menggunakan satu jurus yang sama terus-menerus, bagaimana saya bisa menang melawan juara ini?” Murid itu tampak mulai tertekan dan berkata, “Tolong…, ajari saya jurus sakti yang baru, tolonglah saya guru!” Gurunya menjawab, “Tidak! Kamu tetap masuk final hanya dengan satu jurus itu dengan lebih cepat dan lebih kuat lagi!”

Dan ketika akhirnya ia berhadapan dengan juara bertahan itu dengan hanya menggunakan satu jurus yang digunakan sebelumnya, ternyata dalam waktu singkat juara bertahan itu dapat terkunci dan menyerah kalah. Kemudian dia merayakan kemenangannya dengan kegembiraan yang luar biasa.
Malam harinya ketika murid tersebut pulang, ia disambut dengan pesta yang sangat meriah. Dan ketika semua sudah pulang dari pestanya, yang masih tinggal hanya dia dan gurunya. Mereka duduk di tepi pantai melihat ombak yang menderu dan memecah di tepian pantai dalam sinar cerah bintang dan rembulan.

Kemudian si murid bertanya kepada gurunya, “Guru, saya tidak habis pikir, mengapa saya bisa jadi juara dengan hanya satu jurus?” Gurunya menjawab, “Ada dua hal mengapa kamu bisa menjadi pemenang. Pertama , Teknik kuncianmu itu adalah teknik kuncian yang paling hebat di dunia beladiri, sangat sulit diantisipasi, apalagi kalau kamu jalankan dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa. Kedua, teknik kuncian kamu ini sebenarnya ada penawarnya atau ada cara menghindarinya. Tetapi untuk melakukannya lawanmu harus memegang tangan kananmu, dan kamu tidak punya tangan kanan…….!!”

Yell at the Tree (Sebuah Kisah dari Kep. Solomon)



Salah satu kebiasaan yang ditemui pada penduduk di sekitar kep Solomon, di Pasifik Selatan yakni meneriaki pohon. Kebiasaan ini mereka lakukan pada pohon dengan akar-akar yang sangat kuat dan sulit untuk dipotong dengan kapak. Tujuannya supaya pohon itu mati. Caranya, beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan memanjat hingga ke atas pohon itu. Lalu, ketika sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang ada di bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu. Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluh hari. Dan, apa yang terjadi sungguh sangat menakjubkan.







google pic





Pohon yang diteriaki itu perlahan-lahan daunnya mulai mengering, ini fakta ! Setelah itu dahan-dahannya juga mulai rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati dan mudah ditumbangkan.

Mereka telah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap mahkluk hidup seperti pohon akan menyebabkan benda tersebut kehilangan rohnya. Akibatnya makhluk hidup itu akan mati. Pernahkah Anda berteriak pada anak Anda? orang di sekeliling anda atau siapapun?

Berteriak seperti: Ayo cepat ! Dasar lelet ! Bego banget sih ! Begitu aja nggak bisa dikerjakan ? Jangan main-main disini ! Berisik ! Atau, mungkin Anda pun berteriak balik kepada pasangan hidup Anda karena Anda merasa sakit hati. Suami/istri seperti kamu nggak tahu diri ! Bodoh banget jadi laki/bini nggak bisa apa-apa ! Aduuuuh, perempuan / laki kampungan banget sih !? Atau, bisa seorang guru berteriak pada anak didiknya : Goblok, soal mudah begitu aja nggak bisa ! Kapan kamu jadi pinter ?

Sahabat, Ingatlah! . Setiap kali Anda berteriak pada seseorang karena merasa jengkel, marah, terhina, terluka, ingatlah dengan apa yang diajarkan oleh penduduk kepulauan Solomon ini. Mereka mengajari kita bahwa setiap kali kita mulai berteriak, kita mulai mematikan roh pada orang yang kita cintai.




Semoga bermanfaat.

dari berbagai sumber

Kata Kata Mutiara Motivasi Edisi 03 Desember (Jangan Bangga)


Renungkanlah sejenak...jadi manusia itu tidak ada hebatnya :

Jangan bangga dengan kecantikan dan ketampanan karena pada akhirnya akan menjadi tulang belulang

Jangan bangga dengan pakaian berdasi atau seragam karena pakaian terakhir kita adalah kain kafan

Jangan bangga dengan mobil dan motor, karena kendaraan terakhir kita adalah keranda atau mobil jenazah

Jangan bangga dengan rumah mewah, karena rumah kita yang terakhir adalah liang kubur

Jangan bangga dengan jabatan dan titel , karena jabatan/titel terakhir kita adalah almarhum/almarhumah

Subhanallah ... semoga dengan renungan ini mengilangkan kecintaan kita pada dunia dan kita menjaddi hamba yang lebih baik

Aamiin Ya Robbal Alamiin ....